Ketika ikhlas berbuah manis

Assalammualaikum sahabat pembaca....😊

Minum kopi samping jendela

Lawannya serabi dikasih gula

Ketemu lagi dengan saya

Lena baini dari SMPN 3

    senang sekali rasanya kali ini saya bisa berbagi lagi dalam tulisan kedua saya,yang tentunya akan bercerita tentang pengalaman saya dari sepuluh tahun yang lalu.Sahabat pembaca apa yang saya tulis ini adalah hal yang saya alami dan rasakan yang membuat saya banyak mengambil hikmah dan banyak bersyukur,menyadari bahwa Tuhan selalu memberikan yang terbaik,selalu memberikan lebih dari sekedar yang saya butuhkan,rencananya selalu lebih indah dari yang kita bayangkan.gimana ??? kita mulai saja? (hihihi....kok saya jadi kayak si Mr.Simpleman yang mau mulai cerita horornya πŸ˜…πŸ˜…..menegangkan) serius tulisan ini manis banget...apalagi klo baca sampe ujung...manis kayak madu tanpa membuat anda diabet πŸ˜‚.

Sepuluh tahun yang lalu,kala itu saya masih menempuh pendidikan di sebuah perguruan tinggi dan saya masih ingat itu adalah semester akhir saya...(baru mulai kok udah baper ya 😭).Tepat dibulan januari saya berlomba-lomba dengan teman-teman seangkatan saya untuk segera mendapat jadwal seminar.Saya termasuk agak terlambat dibanding teman-teman akrab saya,bukan karena saya masih banyak mata kuliah atau saya banyak mengulang,nggak sama sekali justru selama kuliah saya tidak pernah sekalipun mengambil semester pendek untuk memperbaiki nilai saya,karena memang nilai saya tidak dibawah kategori baik.Saya agak terlambat seminar kala itu karena saya mendapat dosen pembimbing yang super duper killer.Anda bayangkan judul saya 6 kali ditolak dan yang ke 7 baru di ACC.3 orang teman akrab saya lansung mendapat ACC dijudul yang pertama.Pada waktu itu saya baru saja di setujui mereka sudah seminar,akhirnya saya sedikit terlambat dari teman-teman satu piring dan satu kasur sama saya saking akrabnya.Kebetulan pada bulan januari itu juga saya mendapat kabar bahwa ayah saya tiba-tiba sakit dan harus dirawat.Ibu saya menyarankan agar saya segera menyelesaikan seminar terlebih dahulu sebelum saya pulang ke kampung.Saya berusaha sambil berdoa agar saya dipermudah dan ayah saya disembuhkan,pernah suatu malam saya bermimpi ayah saya meninggal,saya menangis didalam mimpi sampai saya terbangun dari mimpi tersebut dan menyadari kalau wajah saya dipenuhi dengan air mata,tapi saya selalu menepis pikiran buruk itu.Akhirnya dibulan februari saya pulang ke kampung dengan perasaan lega telah melewati seminar saya yang kala itu menurut saya adalah perjuangan yg lumayan berat,saat saya datang saya kembali terpukul ternyata ayah saya sudah sakit parah,ayah saya kala itu sudah tidak bisa bangun,penyakit yang diderita membuat salah satu bagian di kerongkongannya tidak bisa menelan makanan.Ayah saya ingin makan,namun makanan dan minuman tidak bisa masuk melewati kerongkongannya,salah satu tukak (saya kurang tau kalau dalam bahasa medis) dikerongkongannya sudah tidak berfungsi.Beliau hanya bertahan dengan infus selama 2 minggu tanpa makan dan minum.Akhirnya pada bulan maret ayah saya meninggal dunia.Mengingat itu saya masih berlinang sampai hari ini.mengingat saya belum sempat memberikan apa-apa kepada laki-laki yang tidak pernah menyakiti dan paling saya cintai.Bulan maret itu juga saya kembali ke kampus berniat segera menyelesaikan kuliah saya karena tinggallah ibu saya satu-satunya tulang punggung.

Dengan doa dan usaha,alhamdulillah dibulan juni saya menyelesaikan kuliah saya dengan hasil yang sangat memuaskan.Tidak berlama-lama setelah semua selesai saya kembali ke kampung halaman saya.Ini bukan lah akhir dari pengalaman yang ingin saya ceritakan itu tapi dari sinilah awal cerita perjuangan hidup saya dimulai.

Setelah saya kembali kekampung halaman,bulan juli itu saya lansung mendaftarkan diri untuk mengajar sebagai honorer di beberapa sekolah dikampung saya.Dimulai dari SMPN 1 Bunut Hilir,kemudian saya juga honor di Madrasah Aliyah Nurul Yaqin Nanga Bunut.Tentunya semua itu tidak mudah,saya banyak belajar dan bertanya dari guru-guru senior.saya juga belajar ikhlas kala gaji dibayar 3 bulan sekali,bahkan pernah waktu itu di suatu sekolah kami baru digaji setelah 6 bulan.Lelah memang tapi semua itu jauh tidak ada artinya dibanding dengan kepuasan saya kala mendapat gaji dari keringat saya sendiri.Saya puas....!

Tepat satu tahun saya honor,muncullah pembukaan penerimaan CPNS.Saya ingat jelas waktu itu dicari sebanyak 25 orang,dan saya mencoba keberuntungan untuk mengadu nasib,dengan mengambil formasi di kecamatan Mentebah,tepatnya SMPN 2 Mentebah.Berjuang dengan kemampuan yang ada,berdoa dengan doa-doa yang tiada henti ternyata keberuntungan masih belum mendekat...nama saya tidak ada dalam daftar kelulusan.Ditahun berikutnya dibuka lagi tes CPNS,kala itu yang dicari 10 orang,karena salah satu formasinya adalah kecamatan Bunut Hilir akhirnya saya mengambil formasi di kecamatan tempat saya lahir ini...dan ternyata alhamdulillah..rencana Allah begitu indah.Saya tidak perlu meninggalkan ibu saya kemana-mana,dan saya dinyatakan lulus pada tahun itu di tanah kelahiran sendiri.Ternyata memang benar,jika Allah meminta kita untuk bersabar,Allah telah menyiapkan yang terbaik untuk kita.


4 tahun saya sebagai guru di SMPN 1 Bunut hilir,kemudian ditahun 2014 saya diangkat menjadi kepala sekolah untuk membuka SMPN 3 Satap Bunut Hilir yang merupakan sekolah baru.Disinilah perjuangan saya benar-benar di uji.SMPN 3 Satap Bunut Hilir ini terletak di Dusun Ujung pandang Desa Kapuas Raya.Tepatnya perbatasan Desa Kapuas Raya dan Desa Ujung Pandang.Apakah anda tau???menjadi kepala sekolah itu tidaklah mudah apalagi jika anda diminta membuka sekolah baru dengan modal 2 ruang kelas dan 20 kursi dan meja,tidak ada buku dan selembar kertas pun,tidak ada papan tulis bahkan tidak ada dana satu rupiah pun namun saya harus membukanya dalam waktu 2 minggu..


    Saya benar-benar diuji kala itu...😭,dengan pengalaman cuma 3 tahun sebagai guru tentunya saya masih harus banyak belajar.Akhirnya saya memantapkan hati,saya percaya Allah selalu memberi jalan untuk kita yang mau berusaha dijalannya.Sekolah ini terletak di desa terpencil,dengan satu sekolah pendukung dan 2 sekolah pesaing.Saya memulai melakukan tanggung jawab saya dengan mendatangi rumah-rumah warga yang anaknya ingin melanjutkan sekolah dari SD ke SMP.Setelah saya datangi setiap rumah,saya bekerja sama dengan beberapa pedagang untuk membantu saya agar sekolah ini bisa berjalan.Tertatih-tatih saya memenuhi segala kebutuhan,berhutang sana sini,saya harus menyediakan buku pelajaran,papan tulis dan ATK,saya harus membeli pakaian seragam bagi yang mau bersekolah tapi tdk ada seragam dan saya harus mencari tenaga pengajar,untungnya pada waktu itu saya dibantu Dinas Pendidikan dengan 2 orang guru PNS.dan yang paling menyedihkan 6 bulan setelah sekolah berjalan,barulah kita mendapatkan dana BOS.Dengan bantuan komite,sekolah pendukung dan Desa saya mulai membuka sekolah dengan jumlah siswa pertama sebanyak 7 orang.Sungguh merupakan masa-masa sulit bagi saya,sekaligus juga pengalaman berharga yang tak pernah saya lupakan.

Seiring berjalannya waktu tahun ini adalah tahun ke enam sekolah itu dibuka sekaligus juga 6 tahun saya menyebrang setiap hari untuk menuju kesekolah.Saya cukup keras mungkin dimata rekan-rekan guru dan siswa dalam menanamkan karakter dan disiplin,karena saya yakin kunci seseorang itu sukses adalah disiplin dalam segala hal.Dikarenakan harus menyebrang pada saat hujan kami basah seluruh badan untuk bisa sampai kesekolah.Disaat Musim kemarau,setelah menyebrang kami harus jalan kaki menuju sekolah hampir 25 menit setiap hari bolak balik.Jikalau hati tidak kuat...tentunya sulit untuk bertahan.Sebaliknya saat hati Ikhlas...semua itu bukanlah beban dan alasan.

Selama 6 tahun ini banyak prestasi yang telah kami peroleh,walaupun setiap hari kami harus memotivasi anak-anak karena memang terkadang tuntutan ekonomi membuat anak-anak harus ikut orang tua untuk bekerja dan tidak hadir kesekolah.Diantaranya beberapa kali juara seni tari tingkat kecamatan,Juara 2 Atletik tingkat Kabupaten pada Porseni tahun 2019,dan tahun lalu juara 1 syahril quran tingkat kecamatan,serta siswa kami juga menjadi salah satu yang mewakili Kabupaten Kapuas Hulu pada lomba syahril quran tingkat provinsi,dan banyak lagi yang mungkin tidak bisa saya sebutkan.Namun bukan bearti kami tidak menemukan kendala,ada banya kendala yang kami hadapi mengajar di daerah terpencil begini,Diantaranya :

1. Kurangnya sarana dan prasarana yang dapat mendukung proses pembelajaran dan peningkatan minat bakat siswa,termasuk akses internet agar informasi dan penyampaian data tidak terhambat.

2. Kurangnya tenaga pendidik yang bersedia ditempatkan di daerah terpencil 

3. Kecilnya dana BOS apalagi sesuai dengan juknis baru sekolah satap dihitung jumlah siswa tidak dihitung 60 lagi

4. Faktor ekonomi membuat siswa terkadang harus bekerja membantu orang tua untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meninggalkan sekolah.

Banyak hal yang ingin kita perbuat namun terkadang kita memerlukan bantuan dari berbagai pihak.Tanggung jawab terhdap dunia pendidikan ini adalah tanggung jawab kita bersama.Keberhasilan anak didik kita itulah sesungguhnya kepuasan bagi kita.Saya pernah bilang kepada dewan guru saya,Ikhlas bekerja insya allah tuhan akan memberikan jalan dan kemudahan serta pahala dari apa yang kita lakukan.

Inilah perjalanan hidup...sy mensyukuri,banyak sekali pengalaman hidup yg tidak saya dapatkan mungkin jika saya masih berada di sekolah yang lama sampai saat ini...tuhan selalu memberikan yg terbaik agar kita selalu mengambil hikmah dari setiap kejadian.

Terakhir melalui tulisan ini saya ingin menyampaikan kepada semua mari kita membantu memajukan pendidikan di negara kita khusnya daerah kita dengan cara yang kita bisa lakukan masing-masing.Anda punya uang anda bantu mereka yang tidak punya seragam,bahkan jajan saja tidak ada untuk kesekolah.Anda punya ide dan gagasan bantu kami memikirkan jalan dan cara terbaik menanamkan nilai dan karakter pada anak.Anda seorang pejabat bantu kami dengan membuat kebijakan yang tidak memberatkan,yang tidak membuat kami harus pusing memikirkan jalan lain mencari nafkah.bantu kami tenang bekerja,tidak sibuk memikirkan pulang sekolah harus mencari uang kemana untuk menafkahi anak istri kami dirumah dan anda yang tidak punya apa-apa cukup bantu kami dengan doa,,agar kami selalu sehat mendidik anak-anak anda,dan anak-anak anda selalu sehat menggapai cita-cita.

Semoga tulisan ini dapat menjadi sarana untuk meluahkan keluh kesah,mohon maaf atas segala kekurangan.

wassalam...πŸ˜ŠπŸ™πŸ™

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEMUT GEMUL (Sekolah Bermutu generasi Berilmu)

HARGA SEBUAH KEPERCAYAAN